"Hai nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbab ke seluruh tubuhnya..." (Alquran Surah Al Ahzab ayat 59)
Dalam Pembahasan ini saya sendiri akan mengulas sedikit tentang masalah “BAGAIMANA SICH SEORANG MUSLIMAH YANG TOYIBAH MENGENAKAN PAKAIAN DAN JILBABNYA YANG SESUAI DENGAN SYARIAT ISLAM ?”
Saya tidak akan jauh-jauh mengambil contoh, didaerah saya sendiri tepatnya di
Bandungyang mayoritas penerapan keislamannya yang alhamdulillah baik dibandingkan dengan kota-kota besar lainnya di
Indonesia. Saat saya berada di Masjid Raya Bandung Jawa Barat, cobalah mengamati busana kaum perempuan Muslim. Baik itu anak-anak, remaja, dewasa, mahasiswa, ibu-ibu, maupun nenek-nenek. Pemandangan menarik sekaligus memprihatinkan akan dapat kita saksikan. Sangat miris sekali hati ini saat melihatnya.” Ya Allah orang-orang itu adalah saudara seimanku “
Betapa tidak, di antara perempuan Muslim itu ada yang memakai busana Muslimah ala kadarnya.
Adayang masuk ke dalam masjid, berkerudung. Setelah keluar dari halaman masjid, kain kerudung pun dicopotnya.
Adayang berbusana Muslimah rapi tatkala akan jalan-jalan dan bertemu atasannya di kantor. Setelah keluar halaman masjid--kain kerudung yang melengkapi busananya--dicopot, dan digantikan dengan topi.
Dapat kita saksikan perempuan yang memakai kerudung gaul alias kain kerudung yang "bongkar-pasang".
Adayang mengenakan kain kerudung, tetapi kedua daun telinga dan rambutnya terlihat.
Adayang memakai busana Muslimah rapat-rapat, sehingga tidak ada satu pun bagian auratnya terlihat. Yang terlihat, justru "benjolan" bagian dadanya karena tubuhnya mirip "dilaminating". Kenapa? Selain itu, ada juga perempuan Muslimah memakai busana agak longgar yang menutupi seluruh bagian auratnya, kecuali telapak tangan dan wajah.
Di antara perempuan-perempuan yang menutupi bagian aurat tubuhnya--yang mudah dijumpai di masjid atau bukan--ternyata ada "komunitas perempuan" yang menjaga eksistensinya dengan tidak melakukan perubahan yang ekstrem.
Mereka tetap bergaul dengan rekan-rekannya seperti kalangan "ABG" (anak baru gede, red). Hanya ironisnya, di antara mereka ada yang kebablasan alias menutup aurat tubuhnya terlalu kencang sehingga "membentuk" bagian tubuhnya.
Adajuga yang menutup aurat tubuhnya, hanya pada bagian tertentu. Bagian lainnya--yakni pinggang atau lingkar perut--dibiarkan terbuka, sampai-sampai celana dalamnya terlihat.
Anak-anak atau remaja yang menutupi aurat tubuhnya dengan
gayaseperti itu, jumlahnya memang minim. Akan tetapi, keberadaannya yang sering mencolok di tempat-tempat umum cenderung berdampak negatif pada kaum Muslimin.
Pemandangan ini sering kali kita saksikan di angkot, bus, atau sarana transportasi umum lainnya. Di angkot, misalnya, ketika remaja "ABG" masuk ke dalam angkot atau turun dari angkot, selalu terlihat lingkar pinggangnya, termasuk celana dalamnya. Sementara jika kita lihat bagian kepalanya, tampak tertutup kain kerudung.
REALITA rendahnya pemahaman penggunaan busana Muslimah yang sesuai syariat Islam di kalangan remaja "ABG", agaknya sejalan dengan minimnya contoh berbusana Muslimah yang rapi yang ditunjukkan para orang tua.
Soalnya, banyak orang tua yang berbusana Muslimah lebih cenderung ngetrend sebagaimana yang dipakai para selebritis.
Contoh, kaum ibu yang berbusana Muslimah dengan menampakkan bagian lingkar perutnya. Akibatnya, tentu sang anak mencontohnya karena disangkanya berbusana model seperti itu sedang nge-trend.
Adapula busana kaum ibu yang bagian lehernya dililit dengan kain kerudung. Sementara bagian dadanya, jelas ada dua "benjolan" besar yang bisa menstimulus rangsangan syahwat lawan jenis. Tak hanya itu, kerapkali kaum ibu yang masuk kategori ini, lebih senang memakai celana panjang dan kemeja atau kaus ukuran ketat. Akibatnya, lekuk-lekuk bagian tubuhnya mudah terlihat dan "menggoda" lawan jenis yang menyaksikannya.
Konon, fenomena tersebut harus dilihat kasus per kasus dan diamati secara arif dengan mengedepankan pemakluman sehubungan perempuan yang berbusana semacam itu masih kategori "proses" menuju sempurna.
Benarkah?
Jawabannya, ternyata beragam. Menurut Drs. H. Bukhari Muslim, apabila mengetahui perempuan keliru dalam berbusana Muslimah sehingga terlihat lingkar perutnya atau lekuk-lekuk tubuhnya, hendaknya segera diingatkan. Kenapa? Karena, kalau dibiarkan, kelak akan terus-terusan melakukan kesalahan dan hal itu berakibat fatal terhadap dirinya sendiri maupun lingkungannya.
Bagaimana seandainya pemakaian busana Muslimah itu meniru selebritis?
Dalam pandangan Bukhori Muslim, dibolehkan saja meniru cara berbusana Muslimahnya selebritis. Adapun yang jadi persoalan apakah
gayaberbusana Muslimahnya kaum selebritis itu sudah sesuai dengan syariat Islam?
Karena, acapkali sebagian selebritis berbusana Muslimah hanya untuk keperluan acting di layar televisi atau sinetron. Seusai acara itu, mereka berbusana membuka auratnya kembali.
Kalaupun memang berbusana Muslimah, apakah modelnya benar-benar menutupi seluruh bagian aurat tubuhnya.
PROBLEM berbusana Muslimah tentunya tidak terlepas dari semaraknya model-model busana Muslimah di pasaran. Pasalnya, ada sejumlah desainer yang memproduksi busana Muslimah dengan tidak memperhatikan aspek persyaratan sebagaimana diajarkan dalam Islam. Demikian halnya, pola sosialisasi busana yang kurang memenuhi syarat itu secara tak sengaja--atau mungkin juga disengaja--dapat disaksikan pada acara-acara fashion show. Umpamanya, ada sejumlah model atau bahkan selebritis yang bergaya memakai busana Muslimah yang kurang memenuhi persyaratan tersebut. Lalu, pers pun mengeksposenya, dan masyarakat pun menyerapnya serta terdorong untuk mencontohnya dalam kehidupan sehari-hari.
Meski begitu, ada pula sejumlah desainer yang sangat hati-hati dalam menciptakan produknya. Terkadang di antara desainer itu ada yang berkonsultasi kepada ulama, sekadar meyakinkan bahwa produk busananya telah sesuai dengan syariat Islam.
Di sisi lain, ada beberapa desainer yang memberi nama produknya sekadar menimbulkan daya tarik masyarakat. Umpamanya, "Rabbani" memberi istilah tertentu pada produk kerudungnya.
Adayang namanya "Kismis" yang merupakan kepanjangan "kerudung instan manis".
Selain itu, ada pula "kerudung innova" dengan renda zipper di kepala. "Kerudung ini semua merupakan hasil karya tim desain Rabbani yang dipimpin Ibu Hj. Nia Kurnia Amri.
Menurut staf Rabbani, Siti M., kerudung bukan hal yang asing bagi setiap perempuan Muslim. Banyak jenis kerudung yang beredar di pasaran, bahkan di beberapa outlet yang secara khusus menyediakan satu jenis kerudung.
Lalu, apa syarat kerudung yang sesuai syariat Islam?
Ajaran Islam tampaknya tidak menentukan model kerudung atau jilbab yang harus dikenakan. Islam hanya memberikan prinsip-prinsip dasar jilbab seperti kata ulama wanita asal
Riyadh, Arab Saudi, Jahrah Ahmad Al-Ma'iy.
Disebutkannya, (1) jilbab harus menutup seluruh aurat sesuai dengan Alquran Surat Al Ahzabayat 59, (2) jilbab tidak mencolok mata dan bukan tujuan untuk berbangga-bangga seperti tercantum dalam Alquran Surat An Nur ayat 33. (3) Jilbab tidak terbuat dari bahan tipis (tembus pandang/transparan) sehingga warna kulit pemakainya terlihat. "Di akhir masa nanti akan ada di antara umatku wanita-wanita yang berpakaian, tetapi telanjang..." (H.R. Tabrani).
4) Jilbab dibuat longgar sehingga tidak menampakkan bentuk tubuh. (5) Jilbab tidak sama dengan pakaian pria karena Rasulullah melaknat wanita berpakaian seperti pria dan sebaliknya. (6) Jilbab bukan perhiasan kecantikan. (7) Jilbab berbeda dengan pakaian khas pemeluk agama lain. Rasulullah bersabda,"Janganlah sekali-kali kamu berpakaian pendeta (Yahudi, Nasrani, dll) atau yang mirip dengannya. Siapa yang memakainya berarti ia bukan umatku lagi." (H.R. Tabrani).
Bisa saja,kalau kita berhusnudzon jilbab gaul sebagai langkah awal agar bisa mengenakan jilbab yang sesuai dengan ajaran Islam. Kalau hal ini benar, maka sudah menjadi tugas kita selaku muslim dan muslimah yang berakhlakul karimah yang selalu mengikuti sunnah Rasul-Nya untuk mengarahkan pemakai jilbab gaul untuk lebih memahami dan mengamalkan Islam.
Afwan Jiddan apabila ada saudara-saudaraku muslimah seiman dan seperjuangan yang kurang berkenan pada bacaan ini, saya hanya insan biasa yang masih banyak kekurangannya mohon dimaafkan saya hanya bias mengingatkan saja, hanya Allah SWT- lah yang mampu memberi hidayah-Nya.Dan kita pun harus berusaha untuk menggapai hidayah-Nya itu.Alangkah indahnya dunia ini apabila dihiasi dengan “INDAH PAKAIANNYA DAN INDAH PULA AKHLAKNYA”
“PERHIASAN YANG PALING INDAH ADALAH WANITA SHOLEHAH”
Rabu, 10 September 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar